Anda pernah
dengan istilah social change? (perubahan sosial). Jika anda belum pernah
mendengarnya, maka perlu saya jelaskan bahwa perubahan sosial ialah perubahan
yang terjadi di tengah-tengah masyarakat, yang mana perubahan tersebut
berdampak kepada system sosial, hubungan sosial, dan lain sebagainya. Pengertian
ini bukan bersumber dari buku manapun, namun ini ringkasan dari saya setelah
membaca buku.
Perubahan
sosial bisa saja terjadi pada system agama. Anggap saja pada tahun 90an masyarakat
masih sangat patuh dan menjadikan agama sebagai pedoman hidup, namun yang
terjadi pada tahun 2014 ini ialah kemunduran agama. Masyarakat sudah tidak lagi
berpegang teguh kepada norma agama, hal tersebut dapat dilihat dari kasus
pelecehan seksual yang marak terjadi, perjudian, narkoba, miras, kekacauan, dll
merupakan indikator bahwa norma agama sudah berubah. Perubahan ini pada
akhirnya mempengaruhi system sosial lainnya, misalkan dalam agama Islam ibadah
shalat jamaah berfungsi sebagai penyambung silaturahmi, namun yang terjadi saat
ini ialah masyarakat telah mengalami banyak perpecahan, bahkan sesama penganut
agama Islam, Kristen, atau agama lainnya. Fenomena ini bisa kita artikan
sebagai perubahan sosial.
Jika kita
melihat secara general, banyak sekali perubahan sosial yang terjadi mulai dari
tahun 80an hingga tahun 2000an ini. Katakanlah masyarakat tahun 80an masih
terlihat seolah-olah agamis, setelah tahun 90an muncul istilah bom sex (film Indonesia
yang banyak menampilkan adegan porno), hingga tahun 2000 banyak sekali
peredaran informasi dan kemajuan teknologi di seluruh dunia. Manusia tak perlu
lagi berjalan kaki, tak perlu lagi mengirim surat. Semua serba mudah.
Lantas,
siapakah yang berperan aktif dalam perubahan sosial saat ini? Yaitu informasi. Lalu
lembaga apa yang menciptakan informasi? Banyak sekali, surat kabar, radio, televisi,
dll. Apakah lembaga tersebut memberikan pengaruh terhadap perubahan sosial? Ya,
sangat berpengaruh.
Tugas dari
lembaga tersebut ialah memberikan informasi yang baik, jujur, berguna, dan
bermanfaat. Katakanlah televisi. Lihatlah konten televisi saat ini, hampir
semua tayangan tidak memberikan manfaat, sebaliknya mereka malah memberikan
efek negative kepada masyarakat. Katakanlah iklan sabun, apa yang ditampilkan? Ya,
wanita sedang mandi, memamerkan bagian tubuh belakang, paha, bagian atas dada,
perut, dan lain-lainnya. Apa efeknya kepada yang menonton terutama lelaki? Atau
bahkan anak kecil? Anda bayangkan sendiri.
Acara televisi
sekarang apa saja yang bermanfaat? Y** K**p Smile? Yang isinya hanya
menampilkan goyangan yang tak jelas manfaatnya. Acara lawakan yang tak baik isi
lawakannya. Serta berita gossip yang manfaatnya buat kita tak ada. Apakah acara
sinetron yang mengatasnamakan diriya bernuansa islami? Benarkah islami? Apakah actor
dan aktris yang memainkan sebagai suami isteri sah untuk melakukan acting pegangan
tangan? Lebih banyak manakah adegan antara tokoh protagonist dengan yang
antagonis? Pastilah lebih banyak yang antagonis. Tak sadarkah anda bahwa
sinetron yang bernuansa islami tersebut terlalu menampakkan keburukan orang,
sedangkan tingkah laku kebaikannya tak berkesan dan tak memberikan pelajaran
yang meresap sekaligus kepada penontonnya. Jika anda masih tak percaya, maka
pikirkanlah perkataan saya berikut ini. Jika memang sinetron islami memberikan
efek yang positif, lantas mengapa orang-orang dengan watak buruk yang menonton
sinteron tersebut tidak segera sadar dan bertobat? Lantas mengapa kerusuhan
serta perpecahan sering terjadi di tengah-tengah kita? Ini menandakan bahwa
efek dari sinetron adalah NOL BESAR.
Seharusnya
televisi memberikan efek positif bagi masyarakat. Namun kenyataannya televisi hanya
memiliki kepentingan bisnis semata. Televisi hanya berfikir untuk mencapai
keuntungan tertinggi, rating yang tinggi, namun mereka mengesampingkan manfaat
dari tayangannya.
Seharusnya
televisi menjadi guru dan petunjuk bagi masyarakat agar berkembang. Bukannya membodohi
masyarakat dengan acara yang tidak mendidik dan cenderung hanya having fun. Alangkah
bijaksananya jika acara televisi berisi konten yang bermanfaat namun juga
menghibur.
Sangat wajar
jika Negara Saudi Arabia sangat melarang masyarakatnya menonton televisi. Bahkan
acaranya pun sangat minim sekali. Pemerintah Saudi Arabia sangat memperhatikan
dampak buruk dari tayangan televisi, maka dari itulah pemerintah melarangnya.
Bagaimana
media sosial televisi seharusnya? Media sosial televisi seharusnya menjadi
bagian dalam perubahan sosial kea rah yang positif. Jika saja para penyedia
tayangan televisi tidak memikirkan keuntungan saja, namun juga mempertimbangkan
sisi edukasi, maka disfungsi peran televisi tidak akan terjadi.
Jika yang
terjadi di masyarakat ialah kekhawatiran, maka peran televisi seharusnya ialah
menenangkan kekhawatiran public. Jika yang terjadi di tengah masyarakat
perpecahan, maka yang televisi lakukan ialah menghimbau agar bersatu. Tak seperti
saat ini, televisi hanya menjadi ajang memanas-manasi, menyebarkan rasa takut,
ketidakpercayaan, dan merangsang rasa buruk sangka.
Maka bijaksanalah
dengan konten dan acara yang anda tonton. Bukannya mendapatkan manfaat, tapi
malah kita yang dimanfaatkan oleh televisi.
______________________________________________
Oleh : Wahyu Qadarillah
______________________________________________