Kamis, 27 Oktober 2011

Resensi Buku The Secret History Of The American Empire

-->

Judul Buku          : The Secret History Of The American Empire
Penulis                 : John Perkins
Alih Bahasa         : Wawan Eko Yulianto & Meda Satrio
Penerbit              : PT. Ufuk Publishing House
Cetakan               : kedua, Juni 2009
Tebal                     : 465 Halaman & 252 Lembar(termasuk kover)

Pengakuan, inilah yang membuat buku The Secret History Of The American Empire menjadi sesuatu hal yang menakjubkan dan luar biasa saat kita membacanya. Bagaimana tidak, semua rahasia serta kedok para bandit ekonomi – penjahat ekonomi – dalam misinya menguasai dunia dan membangun imperium modern secara gamblang dan terbuka dikuak mendalam oleh salah satu tokohnya, yaitu John Perkins. Dia sendiri merupakan bandit ekonomi yang perannya sangat penting dalam suksesnya impian dari negara maju – Amerika Serikat – untuk menguasai dunia, dan hendak mendirikan sebuah era imperium yang mendunia dengan mengorbankan jutaan manusia yang hidup melarat. Alur demi alur penulis menceritakan kisah pengalaman pribadinya yang akan membuat para pembaca akan terus merasa penasaran sebelum membaca buku ini hingga akhir.
Buku ini menceritakan pengalaman pribadi John Perkins dalam perjalanan hidupnya sebagai bandit ekonomi, baik sejak pertama dia direkrut oleh National Security Agency (NSA), organisasi spionase Amerika yang paling sedikit diketahui tapi terbesar, hingga perjalanannya ke seluruh pelosok dunia seperti Indonesia, Panama, Ekuador, Kolombia, Arab Saudi, Iran, dan negeri strategis lainnya untuk dieksploitasi habis sumber daya alamnya. Berbagai misi rahasia dilakukannya, tak peduli cara yang dilakukannya adalah baik atau benar.
Tugas utama John Perkins yaitu membuat laporan palsu dan memanipulasi data statistik serta melakukan lobi-lobi kepada negara yang ingin dijarah kekayaannya dengan cara menawarkan bantuan hutang kepada negara tersebut dengan iming-iming kemajuan negara dan mengurangi angka kemiskinan. Selain itu juga dia bertugas memalsukan laporan perkembangan ekonomi suatu negara kepada IMF agar IMF mau memberi hutang kepada negara tersebut, dan tentunya dengan persyaratan yang memberatkan pula.
Kejahatan internasiaonal ini biasa kita kenal dengan kejahatan korporatokrasi, yaitu jaringan yang bertujuan memetik laba melalui cara-cara korupsi, kolusi, dan nepotisme dari negara dunia ketiga, termasuk Indonesia. John Perkins dan teman-temannya masuk ke Indonesia dengan tujuan untuk menguras habis sumber daya alam “sampai kering”. Hal ini dilakukannya sejak masa pemerintahan Presiden Soekarno, akan tetapi hal ini mendapat penolakan yang keras dari Presiden Soekarno dengan memberlakukan peraturan kerjasama yang menguntungkan bangsa Indonesia, sehingga niat John Perkins dan teman-temannya tidak tersampaikan, bahkan IMF ditolak oleh Presiden Soekarno saat ingin menjalani kerjasama. Akan tetapi sejak adanya orde baru yang dipimpin oleh Presiden Soeharto kejahatan korporatokrasi ini mulai masuk dan mengakar kuat ibarat akar yang siap untuk menghisap semua air yang ada di dalam tanah. Banyak sekali terjadi tindak KKN yang dilakukan kalangan pemerintah khususnya oleh keluarga Presiden. Banyak sarana yang dilakukan oleh para bandit ekonomi ini untuk mencapai tujuannya, baik dengan cara merekayasa laporan keuangan yang menyesatkan, praktek penyuapan, pemerasan, agen penggermoan (wanita dan seks), serta pembunuhan terencana yang keji, yang pada akhirnya membawa Indonesia kepada keterpurukan yang sangat parah.
Minyak, itulah yang menjadi incaran utama para bandit ekonomi di Indonesia. Mengapa? Karena minyak merupakan alat yang paling utama dalam melancarkan bisnis tak halalnya, tidak ada satupun barang yang tidak dijalnkan oleh minyak, dan tak ada satupun negara yang tak membutuhkan minyak sehingga minyak bukanlah lagi sebuah bagian kehidupan, namun minyak itulah kehidupan, begitulah ungkapan dari John Perkins. Daerah Sumatera, khususnya Aceh merupakan lahan yang sangat banyak menyimpan cadangan minyak sehingga menjadi incaran para bandit ekonomi.
Selain itu juga, kejahatan korporatokrasi dilakukan dengan cara terselubung dan sangat halus, seperti ekspansi politik, militer, ideologi dan ekonomi ke negara-negara berkembang. Kapitalisme, globalisasi, dll saat ini sudah meracuni bangsa Indonesia sehingga banyak barang produksi dalam negeri tidak laku dan kalah dengan produk luar negeri.
Masih banyak lagi cara yang dilakukan para bandit ekonomi untuk meraup keuntungan, dan mengekploitasi SDA di negara lain tanpa memperdulikan nasib rakyat pribumi dan nasib lingkungan hidup di negara tersebut. Kelaparan, hutang yang menumpuk, kerusakan lingkungan, kemiskinan dan kesenjangan yang tinggi tidaklah lain adalah akibat dari kejahatan korporatokrasi dari para bandit ekonomi ini.
Dengan diawali niat mulia sang penulis – John Perkins –, buku ini juga memuat cara-cara yang diajukan oleh sang penulis kepada para pembaca agar ikut berpartisipasi dalam menumpas jaringan korporatokrasi guna tercapainya kondisi dunia yang adil dan makmur bagi seluruh umat manusia tanpa terkecuali.
Beberapa kelebihan dari buku ini yaitu cara penyajiannya yang hampir mirip dengan cerita novel atau bahkan hampir mirip dengan buku harian, tidak berbau teori sehingga tidak membuat pembaca merasa bosan. Bahasa yang digunakan cukup bisa dimengerti meskipun ada beberapa bahasa yang butuh konsentrasi lebih agar dapat dipahami, tak heran karena buku ini adalah buku terjemahan dari bahasa Inggris.
Bagi anda yang merasa cinta pada negara Indonesia, dan prihatin dengan keadaan ekonomi bangsa kita, maka buku ini mudah-mudahan akan menjadi salah satu perjuangan anda untuk menumpas kemiskinan dan kemelaratan bangsa indonesia. Banyak sekali pengetahuan dan informasi yang mencengangkan yang akan anda dapat dan anda pahami setelah membaca buku karangan John Perkins yang tidaklah lain adalah salah satu dari sekian banyak bandit ekonomi asal Amerika Serikat.
0 Komentar di Blogger
Silahkan Berkomentar Melalui Akun Facebook Anda
Silahkan Tinggalkan Komentar Anda

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar dengan baik. Bagi komentator anonim harap memberikan nama/nickname sebelum isi komentar. Terima kasih :)